Temen – temen
bloogerr pada tau ga sihh apaa itu “Dukun”
, tentu kalian udah pada sering denger donk tentang kata Dukun ?? kalau
kalian ingin tau bagaimana siihh Perdukunan saat ini dalam Era Globalisasi. Cekidott
berikut adalah tulisan dan kutipan saya tentang materi tugas Softskill saya
yang kali ini.
Dukun,apa
yang anda pikirkan tentang arti kata tersebut setelah mendengarnya mungkin
sebagian banyak orang jika sudah mendengar kata tersebut berhubungan dengan
hal-hal ghaib atau negatif,yang sebenarnya itu bertentangan dengan
agama.Sebenarnya definisi dukun adalah orang yang mengobati, menolong
orang sakit, memberi jampi-jampi seperti mantra, guna-guna, dan lain
sebagainya.Dukun sangat kental dengan tradisi kebudayaan Jawa sebagai penolong
orang sakit atau tabib, perantara dunia nyata dengan dunia gaib, dan juga
dipakai sebagai simbol adat pada setiap upacara tradisional.Perdukunan sangat
erat dengan kepercayaan akan para leluhur seperti animisme dan dinamisme di
Indonesia, seperti dalam tradisi Jawa, Sunda, Madura, dan Dayak.
Sebenarnya dukun dan perdukunan bukanlah sesuatu
yang baru atau asing dalam sejarah kehidupan manusia.Keberadaannya sudah sangat
lama, bahkan sebelum datangnya Islam dan diutusnya Nabi kita Muhammad,dukun
sudah ada contohnya saja seperti zaman Firaun,dimana pada saat itu firaun
mempunyai banyak dukun untuk meramalkan kejadian apa yang akan terjadi pada
masa depan Mesir dan dirinya.Dukun Firaun itu juga diperintahkan untuk melawan
Nabi Musa as.Di Indonesia, praktik perdukunan memiliki akar yang kuat dalam sejarah
bangsa,bahkan dukun dan politik seperti simbiosis mutualisme,dimana keduanya
saling membutuhkan.Dijaman globalisasi seperti ini,politik untuk merebut
kekuasaan pada zaman kerajaan di Indonesia pramodern selalu ditopang dengan
kekuatan magis.karena menurut mereka jika tidak ditopang dengan kekuatan
magis,mereka tidak dapat memenangkan apa yang mereka perebutkan.
Semuanya ini memberikan gambaran yang nyata, bahwa
perdukunan memang sudah dikenal lama oleh masyarakat kita. Dan ilmu ini pun
turun-menurun saling diwarisi oleh anak-anak bangsa, hingga saat ini para dukun
masih mendapatkan tempat bukan saja di sisi masyarakat tradisional, tetapi juga
di tengah lingkungan modern.Hasilnya kini mereka yang pergi ke dukun kemudian
percaya pada kekuatan magis dan menjalankan praktik perdukunan tak mengenal
status sosial: kelas bawah, menengah bahkan atas.Sensasi para dukun itu mampu
melampaui semua tingkat pendidikan. Banyak di antara mereka yang datang ke
dukun merupakan representasi orang-orang terpelajar yang berpikiran
rasional.Sebenarnya, dukun atau paranormal tidak ada bedanya, karena itu
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t mengemukakan, bahwa paranormal adalah nama lain
dari dukun dan ahli nujum (Fathul Majid, hal. 338). Maka, dukun atau paranormal
adalah dua nama yang saling terkait, kadang salah satunya menjadi penanda bagi
yang lainnya.
Padahal, di dalam
Al-Qur’an disebutkan dengan jelas dan pasti, bahwa hanya Allah l yang
mengetahui yang ghaib, adapun selain-Nya tidak.
Allah berfirman:“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak
ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi,
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab
yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Al-An’am: 59)
Menurut
pengalaman dan hasil survei Gus Wachid seputar praktik perdukunan yang ada di
Indonesia, dukun-dukun yang ada itu ada tiga macam, yaitu :
1.
Dukun yang bisa menguasai jin.
Gus Wachid berkata, "Saya pernah seperti itu. Jin itu bisa saya perintah.
Dengan ilmu 'karamah' yang saya punya. Dengan konsentrasi penuh, kita mendatangkannya,
kemudian kita bisa memerintahnya. Tapi luar biasa lelahnya setelah ritual itu
selesai. Terkadang saya gunakan cara ini untuk mengobati orang yang terkena
jin. Jadi saya gunakan jin untuk mengusir jin atau untuk mengetahui sebenarnya
apa yang diinginkan oleh jin yang masuk dalam jasad orang itu.
2.
Dukun yang dikendalikan jin.
Kata Gus Wachid, "Ciri kategori ini, biasanya yang bersangkutan harus
kesurupan dulu dan itu bisa dikenali dengan suaranya yang berubah. Saya sempat
akrab dengan orang-orang seperti itu. Saya pernah kemalingan, saya berusaha
mencarinya tetapi tidak ketemu. Akhirnya saya pernah minta bantuan orang yang
mempunyai kemampuan kategori kedua ini, di saat saya kehilangan mesin ketik.
3.
Dukun yang tidak bisa apa-apa.
Mereka bisanya hanya goroh, gedabrus thok (hanya penipu, pembual). Gus Wachid
berkata, "Wallahi, dukun kategori inilah yang paling banyak. Saya bisa
mengetahuinya, karena kalau ada orang yang mengaku sakti, langsung saya cek
dengan kekuatan 'karamah' yang pernah saya pelajari. (Sambil membuka telapak
tangan di hadapkan ke orang yang dituju seraya baca wiridnya. Dan saya akan
merasakan seperti kesetrum jika ada isinya)".
Dukun kategori manapun, kita dilarang oleh Rasulullah untuk mendatanginya,
bertanya kepadanya, apalagi membenarkan apa yang dikatakannya. Baik itu dukun
mistik maupun dukun intrik. "Barangsiapa yang mendatangi dukun atau
peramal, ialu membenarkan apa yang dikatakannya. Maka ia telah kufur terhadap
apa yang telah diturunkankepada Muhammad (al-Qur'an dan al-Hadits)." (HR.
Ahmad dan dishahihkan al-Albani).
Dari semua
hal yang telah dibahas dan diuraikan dalam Al-Quran semoga kita semua tidak
terjerumus kedalam hal tersebut.