Selasa, 01 Januari 2013

“Surat Pertama untuk Bunda”

Dear Bunda,
       Bunda mungkin ini adalah surat pertama dan terakhir yang aku tulis untuk bunda, bukan karena aku ingin pergi meninggalkan bunda atau juga bukan karena aku malas untuk menulis surat buat bunda, tapi karena aku terlalu takut untuk menuliskan isi hatiku tentang apa yang aku rasakan terhadap bunda, dan karena aku juga terlalu takut untuk melihat air mata bunda saat bunda membaca suratku.
      Bunda, banyak yang bilang bahwa kau adalah malaikat disetiap hidup anakmu, tapi bagiku kau lebih dari sekedar malaikat, kau adalah pelita disetiap hidupku,kau pentuntun disetiap langkahku, dan kau adalah permata yang yang selalu melindungiku.
     Bunda, ingin rasanya aku menyaksikan disaat kau melahirkan aku kedunia ini, ingin rasanya aku membalas setiap sakit yang kau rasakan hanya untuk membiarkanku melihat keindahan dunia, tapi bunda rasanya aku terlalu takut untuk melihat dan menyaksikan pengorbananmu itu. Sakit yang kau rasa, tangis yang kau tumpahkan, semua telah berganti menjadi bahagia dan tawa saat kau telah melihatku lahir dengan selamat berkat perjuangan yang kau berikan.
     Bunda, dalam surat ini aku hanya ingin meminta maaf kepada bunda, maafkan aku bunda karena sampai saat ini aku masih belum bisa membahagiakan bunda, belum bisa membalas semua yang telah bunda berikan untukku, bahkan segunung harta yang kuberikan kepadamu pun belum bisa membalas semua perjuangan dan rasa sakitmu selama ini.
     Bunda, apa bunda tau bahwa hampir setiap malam disetiap shalatku aku meminta kepada Allah SWT agar Dia terus menjaga bunda siang dan malam, karena aku hanya ingin bunda bahagia tanpa merasakan kesakitan apapun, dan apa bunda ingat disaat dulu waktu sakit darah tinggi bunda kumat aku takut sekali bunda, takut kalau saat itu adalah saat terakhir aku bisa melihat dan memberikan kebahagian kepada bunda, aku takut bunda kalau bunda sakit aku takut bunda kenapa – kenapa, bahkan aku meminta kepada Allah agar Allah mengirimkan rasa sakit yang bunda rasakan itu kepadaku, biar aku aja yang ngegantiin rasa sakit yang bunda rasain sekarang, aku ikhlas bunda kalau setiap bunda sakit aku yang menggantikan untuk merasakan sakit itu, karena aku tau bund itu semua juga belum cukup untuk membalas rasa sakit yang kau tahan saat kau melahirkanku kedunia. Hampir setiap malam aku selalu melihat bunda tidur, dan bunda tau ga apa yang ingin aku lakukan disaat bunda telah tidur ?? setiap malam saat bunda sudah tidur aku memberanikan diri untuk mencium kening bunda dan berbisik “Bunda I LOVE YOU, Lia sayang sama bunda” hampir setiap malam aku melakukan itu bunda, tapi bunda maafkan aku karena aku adalah anakmu yang terlalu bodoh, bodoh karena aku tak dapat menggungkapkan perasaanku kepada bunda, bahkan ingin memeluk bunda dan bermanja sama bunda pun aku tak bisa melakukan itu, hanya dengan cara sembunyi – sembunyi aku bisa mencium dan membisikan kata itu kepada bunda, bunda mau kan memaafkan anak bunda yang bodoh ini ?? bunda kadang aku berfikir kapan aku aku bisa seperti teman – teman sebayaku yang bisa setiap saat mencium bunda, bisa berbagi cerita sama bunda, dan bisa terus bermanja sama bunda, tapi kenapa aku ga bisa seperti itu bunda ?? apa karena hatiku terlalu tertutup untuk itu semua ?? maafkan aku bunda, maaf untuk anakmu ini ?? tapi bunda ga perlu ragu karena sampai kapanpun aku akan terus menyayangi bunda, mencintai bunda, dan akan terus menjaga bunda hingga aku udah tiada.
Tuhan tolong jaga bunda, tolong lindungi dia dimanapun dan sedang apapun dia berada, hanya kau yang tau betapa aku menyayanginya, hanya kau yang tau betapa dia sangat berharga dalam hidupku. Tolong jaga bunda Tuhan hingga nanti bunda dapat melihat aku sukses dan dapat membahagiakan bunda.
Bunda, suratnya cukup sampai ini yak arena lia udah ga tau harus nulis apa untuk bunda, karena bunda emang ga bisa tertuliskan dan tergambarkan oleh apapun.
Bunda, aku sayang sama bunda, aku cinta sama bunda, bagiku bunda adalah harta terbesar dan hal yang terindah yang pernah Tuhan kirim untukku. Makasih ya bunda karena bunda udah mengorbankan hidup bunda hanya untuk menyelamatkan ku dan hanya untuk melihatku dapat tersenyum melihat indahnya dunia. Terima kasih bunda 
Salam sayang dari anakmu.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar